Gaya hidup atau lifestyle menurut KBBI memiliki makna pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Campuran antara kebiasaan, kesepakatan diri, dan rencana perilaku menjadi hal yang nampak dalam gaya hidup. Tuntutan kebutuhan menjadi salah satu faktor perkembangan gaya hidup. Namun hal tersebut juga tergantung dari bagaimana setiap individu menerapkannya. Pilihan gaya hidup yang benar tentunya akan membawa kenyamanan diri.
Berbicara tentang hal ini, sebagai mahasiswa pasti juga memiliki gaya hidup tersendiri. Masa dimana pendewasaan seseorang sedang terjadi. Dengan banyak target dan kemauan yang disusun sedemikian rupa. Disertai perubahan gaya hidup yang mengikuti alur bagaimana mahasiswa menjalani kehidupannya. Tergantung mahasiswa menempatkan dirinya di posisi mahasiswa yang mana.
Banyak gaya hidup yang bisa kita temui dari mahasiswa. Dari sudut pandang perkembangan zaman yang serba praktis ini mahasiswa cenderung memilih gaya belajar yang juga serba instan dengan budaya plagiarisme yang tinggi. Dengan mengandalkan informasi dari internet, semua materi bisa diakses dan dianggap lebih mempersingkat waktu. Cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong dan bersantai. Apalagi waktu yang mereka gunakan untuk mengakses media sosial mungkin lebih banyak daripada waktu produktifnya.
Jika dilihat dari sisi apa yang mereka lakukan, gaya hidup mahasiswa bisa dikategorikan menjadi beberapa. Pertama yaitu hedonis, lekat dengan kata up to date, gaul, dan populer. Mereka cenderung hanya mencari kenikmatan atau kesenangan tanpa batas. Hanya ingin mengikuti trend yang seringkali tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya mereka mampu. Yang kedua yaitu akademis, dimana mereka yang cenderung hanya menghabiskan waktunya untuk belajar , belajar, dan belajar. Ketiga kategori aktivis yakni mereka yang aktif dalam berorganisasi baik dalam internal atau eksternal kampus. Banyak stigma ketika mereka aktif dalam organisasi maka akademis akan terbengkalai dan dianggap membuang buang waktu. Padahal apabila kita memahami cara membagi waktu dengan tepat kita akan mendapat manfaat dari keduanya. Keempat ada kategori apatis dimana mereka cenderung acuh dan tidak peduli dengan keadaan sosial politik yang ada di dalam kampusnya. Kelima ada kategori humoris yang memiliki artian mahasiswa lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk senang-senang ataupun bermain.
Tak jarang banyak juga sebutan sebutan keren untuk mahasiswa yang terkesan jenaka pula. Ada yang menyebutnya kupu-kupu atau singkatan dari mahasiswa yang rutinitasnya kuliah pulang saja. Kemudian ada kura-kura untuk kategori mahasiswa yang biasanya kuliah rapat. Ada pula kuda-kuda yang berarti kuliah dagang, sedangkan kuna-kuna diartikan sebagai kuliah nanti dengan stigma waktu lulus akan lebih lama dan terlambat.
Optimalisasi akademis dan kegiatan positif semasa kuliah akan sangat bermanfaat. Ketika tidak dilakukan secara seimbang nantinya mahasiswa akan gagap ketika berhadapan dengan dunia kerja. Tuntutan yang lebih besar dan cepat akan sangat membingungkan apabila tidak dibarengi bekal yang matang. Kepercayaan masyarakat akan kualitas mahasiswa akan hilang menurun.
Sebagai pemeran agent of change dan social control dan menerapkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Keluar dari zona nyaman dan tinggalkan gaya hidup pragmatis, konsumtif, dan tidak produktif. Tanamkan mindset untuk bisa menjadi penyebar ide positif dan membangun di masyarakat dan negara. Dilengkapi dengan kemampuan teknologi yang mumpuni diharapkan fungsi mahasiswa nyata adanya.
Comments